![]() |
Para pengembang berharap bahwa Robin bisa mengajarkan kepada anak-anak bagaimana menghadapi kondisinya. (via BBC) |
ahsugan techno - Sebuah robot sedang dikembangkan untuk meniru balita penderita diabetes dengan tujuan untuk membantu anak-anak mengenali gejala kondisi tersebut. Robot ini diberi naman Robin, kependekan dari "Robot Infant" (Robot Bayi), sedang dikembangkan di University of Hertfordshire yang dapat mengucapkan kata-kata seperti "lapar" atau "peluk aku".
Tim pengembang mengatakan bahwa robot ini ditujukan pada anak-anak berusia 7 hingga 12 tahun untuk membantu anak-anak dalam mengatasi diabetesnya.
"Ini benar-benar menarik untuk melihat jenis teknologi yang digunakan untuk membantu anak-anak dalam menerima dan menjadi lebih percaya diri tentang penyakit yang mereka idap," kata juru bicara Simon O'Neill.
Robot yang senilai 5.800 poundsterling atau setara dengan Rp 107,63 juta dirancang oleh Dr Lola Canamero dan Dr Matthew Lewis.
"Kami mencoba memberikan (kepada anak-anak) rasa tanggung jawab dan membiarkan mereka memiliki ikatan dengan robot untuk memahami bahwa tindakan mereka dapat membantu diabetes-nya dan memperkuat diri dengan semacam perilaku," kata Dr Lewis.
![]() |
Dr Lola Canamero mengatakan, Robin dirancang untuk menarik perhatian anak-anak, mengajak bermain, menari dan meminta pelukan. (via BBC) |
Kedua dokter tersebut mengatakan bahwa mereka (dokter) ingin mereka (balita) memiliki beberapa interaksi. Ada sejumlah perilaku Robin, misalnya berperilaku seperti balita, dia bergerak kemana saja untuk melihat gambar dan mainan, dia bermain, menari ketika bosan, lelah dan meminta pelukan. Sifat-sifat ini memungkinkan anak-anak untuk berhubungan dengan Robin, di mana para pengembang mengatakan sangat penting untuk mereka dalam mengingat bagaimana memperlakukan kondisi mereka.
Dr Canamero mengatakan bahwa "anak-anak menyukai robot, dan mereka akan mengenal satu sama lain dengan cepat" yang akan meningkatkan rasa percaya diri dan bagaimana berperilaku.
Langkah selanjutnya yang diambil oleh Dr Canamero dan Dr Lewis adalah melibatkan masyarakat dalam proyek ini dan terus mengumpulkan dana agar Robin dapat digunakan oleh anak-anak di Inggris.
Proyek ini dimulai di Italia dengan dana hibah sebesar 142.000 euro atau sekitar Rp 2,07 miliar yang merupakan bagian dari program Aliz-E dan telah mendapat dana tambahan sebesar 11.000 pundsterling atau sekitar Rp 2,04 miliar dari university of Hertfordshire untuk melanjutkan proyek ini dengan dukungan dari School of Computer Science.
Tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini. Berkomentarlah menggunakan bahasa yang baik dan sopan :)