![]() |
NASA Spirit Rover di Mars terlihat "bintang jatuh," atau meteor di langit malam Mars.
Kredit: NASA / JPL-Caltech / Cornell / Texas A & M / SSI
|
ahsugan astronomy - Salah satu pertanyaan yang paling provokatif tentang Mars saat ini adalah apa yang menyebabkan lonjakan secara periodik dalam jumlah metana di atmosfer planet.
Di Bumi, metana sangat terkait dengan aktivitas biologis. Dengan kata lain bahwa ini meningkatkan prospek koloni mikroba-emitting yang kemungkinan hidup di Mars. Kemungkinan lainnya adalah bahwa gas berasal dari kejadian geologi, meskipun sejauh ini belum ditemukannya kecocokan antara lonjakan metana dengan musim kejadian geologi.
Ilmuwan NASA, Marc Fries dan rekannya beranggapan bahwa itu berasal dari hujan meteor.
Fries adalah seorang yang mempelajari meteorit, komet, dan benda luar angkasa lainnya. Ia mengatakan ada kolerasi antara ketika gumpalan metana muncul dan Mars transit melalui daerah atau ruang yang dibanjiri oleh sisa-sisa komet, yang menjadi bahan dasar terjadinya hujan meteor.
"Padatan karbon yang berasal dari komet dapat menghasilkan volume gas metana yang signifikan ... di bawah UV (ultraviolet) radiasi," kata Fries dan rekannya dalam sebuah tulisan makalah yang dipresentasikan pada Lunar and Planetary Science Conference di The Woodlands, Texas.
Para ilmuwan menemukan bahwa semua metana yang terdeteksi terjadi dalam 16 hari dari orbit Mars terhadap orbit komet yang mampu menghasilkan hujan meteor.
Tidak semua orang yakin. Ilmuwan planet NASA, Michael Mumma, yang memimpin tim dalam membuat temuan awal dari lonjakan metana di Mars mengatakan sudah sering terjadi berkali-kali ketika Mars diketahui mendekat aliran meteor dan metana tidak terdeteksi.
"Tim kami mencari (untuk metana) pada lebih dari 30 kali kampanye sejak tahun 2002, dan hanya 3 kejadian metana yang terdeteksi (Januari 2003, Maret 2003, dan Mei 2005)," tulis Mumma di email yang ditujuka kepada Discovery News.
"Tim -tim lain juga melaporkan telah mendeteksi hal langka yang serupa. Singaktnya, tidak ada korelasi sistematis dengan aliran meteor," lanjut Mumma.
Fries mengungkapkan teleskop harus dapat menghitung jumlah metana di atmosfer Bumi, dan penjelajah dari NASA --yang memiliki sniffer kimia untuk berburu gas-- telah memiliki sampel lokal. Tidak semua aliran komet dapat memicu hujan meteor.
Pernyataan terakhir mungkin datang dari Europe's Trace Gas Orbiter yang diluncurkan pekan lalu untuk sebuah perjalanan tujuh bulan ke Mars. Setelah berada di dalam orbit, pesawat ruang angkasa akan membutuhkan sekitar satu tahun lagi untuk benar-benar dapat memposisikan lokasi yang baik untuk pengamatan.
"Kami pada dasarnya dapat menguji hipotesis ini, apakah gumpalan metana berasal dari hujan meteor," kata Fries.
"Kami tahu kapan hujan meteor yang seharusnya terjadi ... dan kita bisa mengukur dan melihat apakah ada sejumlah besar bahan yang dijatuhkan ke Mars. Kemudian kita bisa berbalik dan melihat metana," tutup Fries.
Tags: astronomy, luar angkasa, planet, mars, gas, metana, bumi, komet, meteor
Tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini. Berkomentarlah menggunakan bahasa yang baik dan sopan :)